Minggu, 16 Oktober 2011

PENGGUNAAN AKDR KONTRASEPSI AKDR

BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera(NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan”keluarga berkualitas tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa(Saefuddin, 2003).
Berdasarkan visi dan misi tersebut, program eluarga berencana nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Dalam kontribusi tersebut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional(BKKBN) telah mewujudkan keberhasilannya selain berhasil menurunkan angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk, juga terpenting adalah keberhasilan mengubah sikap mental dasn perilaku masyarakat dalamupaya membangun keluarga berkualitas
Sebagai salah satu bukti keberhasilan program tersebut. Antara lain dapat diamati dari semakin meningkatnya angka pemakaian kontrasepsi(prevalensi). Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 memperlihatkan proporsi peserta KB yang terbanyak adalah suntik(21,1%), pil(19,4%), AKDR(18,1%), Norplan(16%), Sterilisasi wanita(3%), Kondom(0,7%), Sterilisasi pria(0,4%), dan sisanya merupakan peserta KB tradisonal yang masing-masing menggunakan cara tradisional seperti pantang berkala maupun senggama terputus.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa AKDR berada diposisi ketiga. Sedangkan dalam program BKKBN memberikan penekanan pada kontasepsi AKDR terutama adalah CuT380 A yang menjadi primadona BKKBN. Adapun keuntungan-keuntungan dari alat kontrasepsi tersebut adalah efektip segera setelah pemasanga, merupakan metode jangka panjang (10 tahun proteksi dan tidak perlu diganti). Angka kegagalan hanya satu dalam 125-170 kehamilan, Akseptor tidak perlu mengingat-ingat kapan dia harus berKB. Yidak ada pengaruh terhadap lingkungan sexual, meningkatkan kenyamanan tanpa takut hamil. Tidak ada efek samping hrmonal dengan Cu T380 A. Tidak ada pengaruhnya terhadap hambatan dan volume ASI, dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus. Dapat digunakan sampai menopause(Saefuddin, 2003). Pemeriksaan ulang hanya 1 kali setahun, murah, kesuburan segera kembali sesudah AKDR diangkat (BKKBN, 2002).
Namun begitu tidak semua klien berminat terhadap alat kontrasepsi AKDR dikarenakan berbagai alasan yang berbeda-beda seperti takut efek samping, takut proses pemasangan , dilarang oleh suami, dan kurang mengetahui tentang KB AKDR.
Adapun berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan oleh akseptor KB agar tidak terjadi alah persepsi setelahpemasangan yaitu pengetahuan akseptor KB tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi, status kesehatan klien sebelum berKB, tahu efek samping, konsekuensi kegagalan atau keham9ilan yang tidak diinginkan, besarnya keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan norma budaya lingkungan dan orang lain.
B. TUJUAN
1.Tujuan Umum
Mengetahui gambaran umum pelayanan kontrasepsi KB terutama AKDR
2. Tujuan Khusus
ØMengetahui tentang pengertian AKDR
ØUntuk mengetahuijenis-jenis AKDR
ØUntuk mengetahui mekanisme kerja AKDR
ØUntuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi pemakaian AKDR
ØUntuk mengetahui keuntungan dan kerugian memakai metode kontrasepsi AKDR
ØUntuk mengetahui cara penanganan dari efek samping AKDR
ØUntuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus diketahui akseptor KB.
BAB II
TINJAUAN TEORI
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)
(INTRA UTERINE DEVICES = IUD)
A.PENGERTIAN
1.Suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktip(Saefuddin,22003)
2.AKDR atau IUD atau Sepiral adalah suatu alat yang dimasukan ke dalam rahim wanita untuk tujuan kontrasepsi(Mochtar, 1998)
3.AKDR adalah suatau usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim(Prawirohardjo, 2005)
4.AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang(BKKBN,2003)
B.JENIS-JENIS AKDR
1.AKDR Non-hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4. karena itu berpuluh-puluh macam AKDR telah dikembangkan. Mulai dari genersi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi plastik(polietilen) baik yang diambah obat maupun tidak.
Menurut bentuknya AKDRdibagi menjadi :
1.Bentuk terbuka (oven device)
Misalnya: LippesLoop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload,Nova-T
2.Bentuk tertutup(closed device)
Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.
Menurut Tambahan atau Metal:
1.Medicated IUD
Misalnya: Cu T 200, Cu T 220, Cu T 300, Cu T 380 A, Cu-7, Nova T, ML-Cu 375
2.Un Medicated IUD
Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.
IUD yang banyak dipakai di Indonesia dewasa ini arijenis Un Medicated yaitu Lippes Loop dan yang dari jenisMedicated Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T.
Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera dibelakang IUD menunjukkan luasnya kawat halus tembaga yang ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga adalah 200mm2.
Menurut Hanafi (2003, hal: 216-23) IUD yang mengandung hormonal
1. Progestasert-T = Alza T
-Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam.
- Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65mcgprogesteron per hari
-Tabung insersinya berbentuk lengkung
- Daya kerja :18 bulan
- Tehnik insersi: plunging?(modified withdrawal)

2. LNG-20
- Mengandung 46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per hari
- Sedang diteliti di Finlandia
- Angka kegagalan /kehamilan angatrendah: ‹0,5 per 100wanita per tahun
- Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih tinggidibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau perdarahan hait yan sangat sedikit.
C.MEKANISME KERJA
1.Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada yang berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi radang setempat, dengan sebutan lekorit yang dapat melarutkan blastosis atau seperma.
Mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat tembaga mungkin berlainan.tembaga dalam konsentrasi kecilyang dikeluarkanke dalamrongga uterus juga menghambat khasiatanhidrase karbon dan fosfatase alkali. AKDR yang mengeluarkanhormon juga menebalkan lendirsehingga menghalangi pasasi sperma(Prawirohardjo, 2005).
2.Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, kini pendapat yang terbanyak ialah bahwa AKDR dalamkavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebutan leokosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma. Sifat-sifat dari cairan uterus mengalami perubahan-perubahan pada pemakaian AKDR yang menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus. Walaupun sebelumnya terjadi nidasi, penyelidik-penyelidik lain menemukansering adanya kontraksi uterus pada pemakaianAKDR yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkanoleh meningkatnya kadar prostaglandindalam uterus pada wanita(Wiknjoastro, 2005).
3.Sebagai metode biasa(yang dipasang sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR mengubah transportasi tuba dalam rahim danmempengaruhi sel elur dan spermasehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi daruat(dipasang setelahhubungan sexual terjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi atau penyerangan sel telur yang telah dibuahi ke dalam dinding rahim(BKKKBN, 2003)
4.Mnurut Saefuddin (2003), mekanisme kerja IUD adalah:
a.Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b.Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c.AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu walaupun AKDR membuat sperma sulit ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
d.Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur ke dalam uterus
D.(Menurut Hanafi (2003),EFEKTIVITAS IUD:
1.Efektivitas IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas(continuition rate) yaitu beberapalama IUD tetap tinggal dalamuteri tanpa:
a.Ekspulsi
b.Terjadinya kehamilan
c.Pengangkatan/pengeluaran karena alasa-alasan medis atau pribadi.

2. Efektivitas dari bermacam-macam IUD tegantung pada:

1. IUD-nya: ukuran, bentuk kandungannya
2. Akseptor: Umur, parietas, frekuensi senggama.
3. Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor yaituumur dan parietas diketahui :
a.Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan pengangkatan/pengeluaran IUD
b.Makin muda usia, terutama pada nulligravida makin tinggi angka ekspulsi dan pengangkatan /pengeluaran IUD.
E.KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN AKDR ATAU IUD
a.Keuntungan
1.Menurut Saefuddin (2004), hal MK 73. Keuntungan AKDR Non hormonal
(Cu T 380A):
a.Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggi
Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam1 tahun pertama(1kegagalan dalan 125-170 kehamilan)
b.AKDR dapat efektf seger setelah pemasangan
c.Metode jangka panjang
d.Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
e.Tidak mempengaruhi hubungan sexual
f.Meningkatkan kenyamanan sexual karena tidak perlu takut untuk hamil
g.Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR(Cu T-380A)
h.Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
i.Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
j.Dapat digunakan sampai menopause
k.Tidak ada intraksidengan obat-obat.
2.Menurut Hanafi(2003). Keuntungan IUD hormonal adalah:
a.Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe
b.Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae(Asherman’s Syndrome)
b.Kerugian
1. Menurut Saefuddin(2004). Kerugian AKDR (Cu T-380A) Non hormonal:
a.Efek samping yang umum terjadi:
- Perubahan siklus haid
- Haid lebih lama dan banyak
- Perdarahan(spotting) antar menstruasi
- Disaat haid lebih sakit
b.Komplikasi lain :
- Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
- Perforasi dinding uterus(sangat jarang apabila pemasangan benar)
-Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
-Tidak baik digunaka pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan
-Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri
- Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal.

2. Menurut Hanafi(2003). Kerugian IUD hormonal:
-Jauh lebih mahal dari pada Cu IUD
-Harus diganti setelah 18 bulan
-Lebih sering menimbulkan perdarahan mid-siklus dan perdarahan bercak(spotting)
-Insidens kehamilan ektopik lebih tinggi
Efek samping dan komplikasi IUD hormonal dibagi menjadi 2 kelompok yaituL:
1. Pada saat insersi
a.Rasa sakit atau nyeri
b.Muntah, keringat dingin
c.Perforasi uterus
2.Efek samping dan komplikasi IUD dikemudian hari:
a.Rasa sakit dan perdarahan
b.Infeksi
c.Kehamilan intra-uterine
d.Kehamilan ektopik
e.Ekspulsi
f.Komplikasi lain.
F.PESYARATAN PEMAKAIAN AKDR ATAU IUD (Menurut Saefuddin,2004)
1. Yang dapat menggunakan AKDR/IUD dan Progestasert
a.Usia reproduktif
b.Keadan nullipara
c.Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d.Menyusui yang menginginkan menggunakan alat kontrasepsi
e.Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
f.Resiko rendah dari IMS
g.Tidak menghendaki metode hormonal
h.Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
AKDR dapat digunakan pada ibu selama segala kemungkinan keadan misalnya:
·Perokok
·Sedang memakai antibiotika atau anti kejang
·Gemuk ataupun yang kurus
·Sedang menyusui
Begitu juga ibu dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR (Cu T-380A):
·Penderita tumor jinak payudara
·Epilepsi
·Malaria
·Tekanan darah tinggi
·Penyakit tiroid
·Setelah kehamilan ektopik
·Penderita DM
3.Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR atau Progestasert
·Sedang hamil
·Perdarahan vagina yang tidak diketaui
·Sedang menderita infeksi genetalia
·Penyakit trifoblas yang ganas
·Diketahui menderita TBC velvik
·Kanker alat genital
·Ukuran rongga rahim kurang dari 5.
G.CARA PEMASANGAN AKDR/IUD
Persiapan alat yang digunakan dalam pemasangan AKDR/IUD :
1.Bivale speculum
2.Tanekulum(penjepit portio)
3.Sounde uterus(untuk mengukur kedalaman uterus)
4.Forsep
5.Gunting
6.Bengkok larutan antiseptic
7.Sarungtangan steril atau sarung tangan DTT
8.Kasa atau kapas
9.Cairan DTT
10.Sumber cahaya yang cukup untuk penerangan servik
11.AKDR(CuT-380A) atau Progestasert-T yang masihbelum rusak dan terbuka
12.Aligator(penjepit AKDR)
(Menurut Prawirohardjo (2005) Cara pemasangan AKDR atau Progestasert-T
Pemasangan AKDR sewaktu haid dan mengurangi rasa sakit dan memudahkan insersi melalui servikalis.
1.Pemeriksaan dalam dilakukan untuk menentukan bentuk, ukuran danposisi uterus
2.Singkirkan kemungkinan kehamilan dan infeksi velvik
3.Servik dibersihkan beberapa kali dengan larutan antiseptik
Iinspekulum, servik ditampilkan dan bibir depan servik dijepit dengan cunan servik, penjepit dilakukan kira-kira 2cm dari osteum uteri externum, dengan cunan bergerigi Saturday
4.sambilmenarikservik dengan cunan servik, masukkanlah sounde uterus untuk menentukan arah sumbukanalis dan uterus, panjang kavum uteri, dan posisi osteum uteri internum. Tentukan arah ante atau retroversi uterus. Jika sounde masuk kurang dari 5 cmatau kavumuteri terlalu sempit, insersi AKDR jangan dilakukan
5.tabung penyalur dengan AKDR di dalamnya dimasukkan melalui kanalis servikalis sesuai dengan arah dan jarak yang didapat pada waktu pemasangan sounde. Kadang-kadang terdapat tahanansebelum fundus uteri tercapai. Dalam hal demikian pemasangan diulangi
6.AKDR dilepaskan dalam kavum uteri dengan cara menarik keluar tabung penyalur atau dapat pula dengan mendorong penyalur ke dalamkavumuteri, cara pertama agaknya dapat mengurangi perforasi oleh AKDR
7.tabung dan penyalur kemudian dikeluarkan, filamen AKDRditinggalkan 2-3cm.
CARA PENCABUTAN AKDR
1.Mengeluarkan AKDR lebih mudahjika dilakukan sewaktu haid
2.Inspikulo filamen ditarik perlahan-lahan,jangan sampai putus AKDR-nya akan ikut keluar perlahan-lahan. Jika AKDR tidak ikut keluar dengan mudah, lakukan sounde uterus, sehingga osteum uteri internum terbuka. Sounde diputus 900 perlahan-lahan. Selanjutnya AKDR dikeluarkan seperti di atas
3.Jika filamen tak tampak atau putus, AKDR dapat dikeluarkan ddengan mikro kuret. Kadang-kadang diperlukan anastesi paraservikal untuk mengurangi rasa nyeri
4.Dilatasi kanalis servikalis dapat dilakukan dengan dilator atau tabung laminaria
5.AKDR Lippes tidak perlu dikeluarkan seara berkala, jika posisinya baik, tidak ada efek samping, dan pasien masih mau memakainya. AKDR tersebut dibiarkan saja intra uteri. Hanya AKDR tembaga perlu dikeluarkan dan digant secara periodik(2-3tahun), sedang Progestasert-T 1-2 tahun.
H.MenurutSaefuddin(2004).PENANGANAN EFEK SAMPING AKDR(Cu T-380A)
a.Amenora
·Periksa apakah sedang hamil, apbila tidak, jangan lepas AKDR, lakukan konseling dan selidiki penyebab amenoreaapabila diketahui. Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas AKDR bila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan dilepas.Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR jelaskan ada resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilanharus lebih diamati dan diperhatikan
·Kejang
Pastikan dan tegaskanlah adanya PRP dan penyebab ain dari kekejangan. Tanggulangi penyebabnya apabila ditemuka. Apabila tidak ditemukan penyebabnya beri analgesik untuk sedikt meringankan. Apabila klien menglami kejang yang berat, lepaskan AKDR dan bantu klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.
·Perdarahan pervagina yang hebat dan tidak teratur
Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamiolan ektopik. Apabila tidak ada kelainan potologis, perdarahan berkelanjutan serta prdarahan hebat,lakukan konseling dan pemantauan. Beri ibu profen(800mg, 3x sehriselama 1 minggu) untuk mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi(1 tablet setiap hari selama 1 sampai 3bulan).
·Benang yang hilang pastikan adanya kehamilan atau tidak. Tanyakan apakah AKDR terlepas. Apabila tidak hamil dan AKDR tidak terlepas, berikan kondom, periksa talinya di dalam saluran endoservik dan kavum uteri(apabila memungkinkan adanya peralatan dan tenaga terlatih) setelah masa haid briutnya. Apabila tidak ditemukan rujk ke dokter, lakukan x-ray atau pemeriksaan ultrasound. Apabila tidak hamil dan AKDR yang hilang tidak ditemukan, pasanglah AKDR baru atau bantulah klien menentukan metode lain.
·Adanya pengeluaran cairan dari vagina atau dicurigai adanya PRP
Pastikan pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan AKDR apabila ditemukan menderita atau sangat dicurigai menderita gonorhoe atau infeksi klamidal, lakukan pengobatan yang memadai. Bila PRP, obati dan lepas AKDR sesudah 48 jam. ApabilaAKDR dikeluarkan beri metode lain sampai masalahnya teratasi.
I.Menurut BKKBN,(2003) KUNJUNGAN ULANG
·1 bulan pasca pemasangan
·3 bulan kemudian
·setiap 6 bulanberikutnya
·1 tahun sekali
·bila terlambat haid 1 minggu
·perdarahan banyak dan tidak teratur.
J.Menurut Hanafi (2003).ANGKA KEGAGALAN IUD
·Belumad IUD yang 100% efektif
·Angka kegagalan untuk:
-IUD pada umumnya: 1-3 kehamilan per 100 wanita per tahun
-Lippes Loop dan First Generation Cu IUD: 2kehamilan per 100 wanita per tahun.
-Second Generation Cu IUD
K.Menurut Saefuddin(2004) IFORMASI UMUM
·AKDR bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan
·AKDR dapat keluar dari uterus secara spontan, khususnya selama beberapa bulan pertama.
·Kemungkinan terjadi perdarahan(spotting) beberapa hari setelah pemasangan.
·Perdarahan menstruasi biasanya akan lebih lama dan lebih banyak
·AKDR mungkin dilepas setiap saat atas khenda

BAB III
KESIMPULAN

1. Kesimpulan
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Indonesia pemerintah telah merencanakan dan mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) yang diadakan untuk membina akseptor sekaligus mencapai sasaran/fungsi yang telah ditetapkan untuk memberi konstribusi bag tercapainya upaya mewujudkan keluarga berkualitas.
Adapun pengertian dari KB yaitu tindakan yang membantu individu atau pasngan untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval kelahiran, mengontrol kartu keturunan dalam hubungan dengan umur pasanngan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga(Hartanto, 2003).
Dalam pelaksanaan program KB biasanya digunakan alat kontrasepsi yang digunakan untuk mengatur /mengendalikan pertumbuhan penduduk khususnya di Indonesia.
Pengertian dari kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi yaitu bertemunya sel sperme dan ovum. Dalam pelayanan KB ada berbagaimacam cara untuk mencegah konsepsi salah satunya dengan menggunakan AKDR.
Dalam penggunaan AKDR juga terdapat manfaat, keuntungan serta kerugian dari penggunaan AKDR tersebut.
Masalah yang timbul dari penggunaan AKDR tersebut juga diharapkan bisa teratasi dengan beberapa cara antara lain dengan memperhatikan cara pemakaian yang bena, efek samping serta konseling bagi pengguna oleh tenaga kesehatan.

2. Saran
1.Bagi pengguna alat kontrasepsi AKDR
Pengguna hendaknya mengetahui terlebih dahulu alat kontrasepsi yang akan di pakai dengan cara bertanya hal yang ingin diketahui ke tenaga kesehatan.
2.Bagi tenaga kesehatan
ØSebagai tenaga kesehatan hendakna meningkatkan keterampilannya memasang AKDR yang baik dan sesuai prosedur.
ØSebelum memasang AKDR pada klien jangan lupa untuk melakukan infomconsent pada klien.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP

Cunningham,dkk. (1995). Obstetri Williams. Jakarta: EGC

Hartanto Hanafi. (2003). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: CV. Mulia Sari

Prawirohardjo, Sarwono. (2003). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: YBP-SP

Prawirohardjo, Sarwono. (2005). Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP-SP
Pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim/AKDR (IUD) Sebagai Kontrasepsi Darurat
.
Selain dengan memakai pil (baik dedicated pills atau pil KB biasa), metode kontrasepsi darurat lain yang juga bisa dilakukan adalah dengan pemasangan AKDR jenis copper-T dalam waktu lima hari setelah terjadinya hubungan seksual tanpa perlindungan.
Mekanisme Kerja
Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan seksual terjadi), AKDR mengubah transporatsi tubal dan rahim dan mempengaruhi sel telur dan sperma sehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat (dipasang setelah hubungan seksual tertjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme kerja yang sama dengan mekanisme kerja AKDR sebagai alat kontrasepsi biasa di atas, namun pada kontrasepsi darurat ini, mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi (penyarangan sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim).
Kemanjuran
Lebih dari 8400 AKDR jenis copper-T telah dipasangkan setelah terjadinya hubungan seksual sejak 1976, dengan hanya 8 kehamilan terjadi: berarti angka kehamilan di bawah satu dalam 1000, sehingga pemasangan AKDR sebagai kontrasepsi darurat menurunkan risiko kehamilan sampai lebih dari 99%.
Efek Samping
Efek samping pemasangan AKDR termasuk diantaranya: rasa tidak enak di perut, perdarahan per vaginam atau spotting, dan infeksi. Sedangkan efek samping dari penggunaan AKDR termasuk: perdarahan yang banyak, kram, infeksi, kemandulan dan kebocoran rahim.
Pemasangan AKDR dan Infeksi Menular Seksual termasuk HIV
Untuk mereka yang berisiko tinggi untuk tertular IMS, pemakaian pil lebih aman daripada pemasangan AKDR, sebab pada saat pemasangan, bakteri dapat ikut masuk ke dalam rongga rahim yang steril. Jika tidak diobati dapat menyebabkan infeksi yang kemudian bisa berakibat terjadinya Penyakit Radang Panggul (PRP). Infeksi HIV juga dapat meningkatkan risiko PRP sehubungan dengan pemasangan AKDR.
Diterjemahkan dan disusun oleh Siti Nurul Qomariah
Sumber:
http://www.plannedparenthood.org/library/BIRTHCONTROL/EC.html.

Metode Kontrasepsi Alami
Metode alami hanya bisa diterapkan pada wanita dengan siklus haid teratur. Caranya dengan menghindari sanggama pada saat subur. Alat bantu metode ini adalah pengukuran suhu basal dan uji kekentalan lendir leher rahim.
Kelebihan:

* Tidak ada efek samping
* Ekonomis

Kekurangan:

* Angka kegagalan tinggi yaitu 10 - 30 dari 100 wanita.

Metode Kontrasepsi Dengan Alat
Bisa dibagi menjadi:
1. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat kontrasepsi dalam rahim mempunyai beberapa tipe, antara lain Copper T380A, Nova T, dan beberapa AKDR yang diberi hormon (mirena, Levo Nova).
Kelebihan:

* Angka perlindungannya cukup tinggi, yaitu dengan kegagalan 0,3-1 per 100 wanita tiap tahun.

Kekurangan:

* Mengundang risiko infeksi radang panggul, perdarahan, dan kehamilan di luar kandungan.
* Komplikasi perforasi (lubang) uterus.
* Tidak memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin dan hepatitis B maupun HIV/AIDS.


2. Kontrasepsi Dengan Metode Perintang
Yang paling umum digunakan adalah kondom, diafragma, dan spermisida.
a. Kondom
Kantong kecil yang terbuat dari karet ini bekerja dengan membungkus penis, sehingga sperma yang keluar tetap berada dalam kantong tersebut.
Kelebihan:

* Aman dipakai
* Mudah didapat
* Cukup efektif bila digunakan dengan benar.
* Dapat mencegah penyebaran penyakit menular seksual dan hepatitis B HIV/AIDS.

Kekurangan:

* Ada risiko robek. Oleh sebab itu, gunakan satu kondom hanya untuk satu kali pakai. Kondom yang baik terasa licin dan basah. Jangan gunakan kondom yang bagian dalamnya kering, yang terasa lengket di tangan, atau yang merekat pada bungkus plastiknya.
* Angka kegagalan tinggi, yaitu 3 - 15 per 100 wanita per tahun.


b. Diafragma
Berbentuk seperti mangkok ceper, terbuat dari karet. Cara penggunaannya dimasukkan ke dalam vagina. Alat ini berkerja dengan cara menutupi mulut rahim, sehingga sperma, meski masih masuk ke vagina, tak bisa meneruskan perjalanan ke rahim.
Kelebihan:

* Dapat dipakai berkali-kali.
* Melindungi dari kehamilan dan penyakit menular seksual hepatitis B HIV/AIDS.

Kekurangan:

* Angka kegagalan tinggi, yaitu 5 - 20 per 100 wanita per tahun.
* Sulit dipasang.


c. Spermisida
Alat KB ini memiliki bentuk beragam. Ada foam aerosol (busa), tablet, krim, jeli, dan spons. Dipakai dengan cara dioleskan ke dalam vagina sebelum berhubungan intim. Spermisida mematikan sel-sel sperma sebelum sempat memasuki rahim.
Kelebihan:

* Melindungi pemakainya dari penyakit menular seksual gonorrhea, klamida, hepatitis B, HIV/AIDS
* Tidak didapatkan efek samping sistemik/pada tubuh.


Kekurangan:

* Angka kegagalan 10-25 dari 100 wanita per tahun.
* Tidak memberi perlindungan terhadap hepatitis B, penyakit menular seksual, seperti HIV/AIDS, klamidia, gonorrhea.
* Bisa menimbulkan gatal-gatal atau lecet pada vagina.
* Tidak terlalu ampuh bila hanya digunakan tanpa bantuan alat lain seperti kondom atau diafragma.


3. Metode KB Hormonal
Kebanyakan kontrasepsi hormonal mengandung estrogen dan progesteron atau hanya progesteron saja.
a. Pil KB Terpadu
Umumnya mengandung hormon gestagen dan estrogen sintetik. Pil yang dianjurkan adalah pil dosis rendah yang mengandung estrogen kurang dari atau sebesar 35 mikrogram dan 1 miligram progesteron.
Kelebihan:

* Mudah didapat

Kekurangan:

* Harus diminum setiap hari.
* Tidak semua wanita disarankan menggunakan pil, yaitu:

·ibu menyusui,
·perokok,
·berusia 40 tahun ke atas,
·memiliki problema kesehatan apa pun seperti kejang, TBC, kanker, hipertensi, diabetes, hepatitis, jantung pernah stroke, dan lainnya.

* Menimbulkan efek samping:

·terjadi pendarahan tidak teratur di luar masa haid.
·mual-mual
·sakit kepala

b. Pil KB Mini
Beda dengan pil KB terpadu, pil ini hanya mengandung gestagen saja.
Kelebihan:

* Dapat digunakan untuk ibu menyusui
* Mudah didapat

Kekurangan:

* Memiliki efek samping yaitu:
* Pendarahan tidak teratur
* Haid tidak datang
* Terkadang muncul sakit kepala


c. Suntikan
Suntikan KB melindungi dari kehamilan sampai tiba waktunya disuntik kembali. Efektivitasnya hampir sama dengan pil kombinasi dan melebihi pil mini maupun AKDR. Kegagalan pada umumnya terjadi karena ketidakpatuhan terhadap jadwal suntik atau teknik penyuntikan yang salah. Cara kerja suntikan KB salah satunya yaitu menyebabkan pengentalan mukus serviks, sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
Yang perlu diketahui, jika kontrasepsi suntikan dihentikan harus menunggu 1 tahun atau lebih untuk bisa hamil kembali.
Pemakai akan menerima suntikan hormon setiap 1-3 bulan sekali, yaitu:
Suntikan progestin;
Suntikan yang hanya mengandung hormon gestagen saja. Contohnya, depo provera dan depo noristerat.
Kelebihan:

* Bisa digunakan untuk ibu menyusui atau wanita yang tidak boleh memakai tambahan estrogen.

Kekurangan:

* Memiliki efek samping:
* Pendarahan tidak teratur
* Haid tidak datang
* Berat badan bertambah


Suntikan terpadu
Suntikan yang mengandung hormon gestagen dan estrogen, misalnya, depo estrogen-progesteron atau cyklofem.
Kelebihan:

* Tidak mempengaruhi siklus haid


Kekurangan:

* Tidak bisa dipakai ibu menyusui
* Sulit diperoleh
* Relatif mahal
* Tidak dianjurkan bagi wanita yang tidak disarankan minum pil KB terpadu dan suntikan progestin.


d. Susuk
Dipakai dengan memasukkannya ke bawah permukan kulit sebelah dalam lengan. Ada 2 jenis:

* - Norplant merupakan salah satu metode kontrasepsi berjangka waktu 5 tahun. Efektivitas kontrasepsi yang terdiri dari 6 batang susuk ini sangat tinggi. Angka kehamilan rata-rata pertahun hanya kurang dari 1 %.
* - Implanon: kontrasepsi yang terdiri atas satu batang susuk ini dapat dipergunakan sedikitnya selama 3 tahun.


Kelebihan:

* * Sesudah dipasang alat ini akan mencegah kehamilan selama 5 tahun.
* * Bisa digunakan oleh wanita yang mengalami masalah dengan hormon estrogen.
* * Bisa digunakan oleh wanita yang menjalani pengobatan untuk kekejangan.
* * Walau dirancang 5 tahun, bisa dicopot sewaktu-waktu.

Kekurangan:

* * Susuk lebih gampang dipasang daripada dicopot. Jadi sebelum memakai metode ini, pastikan pekerja kesehatan di klinik atau pos pelayanan KB sudah terlatih dan terampil serta bersedia mencopot susuk seandainya tidak lagi dikehendaki.
* * Susuk sebaiknya dihindari jika yang bersangkutan:
* - Pengidap kanker atau benjolan keras di payudara
* - Haidnya sudah terlambat datang
* - Mengalami perdarahan abnormal dari vagina
* - Penderita sakit jantung
* - Ingin hamil dalam beberapa tahun mendatang

Metode Kontrasepsi Laktasi
Metode ini hanya bisa diterapkan pada ibu menyusui yang benar-benar menyusui secara eksklusif/terus-menerus.
Kelebihan:

* Ekonomis.
* Mengurangi perdarahan pasca melahirkan.
* Memberikan nutrisi yang baik pada bayi.

Kekurangan:

* Hanya melindungi pada 6 bulan pertama.
* Angka kegagalan/kehamilan 6 per 100 wanita per tahun.

Metode Kontrasepsi Darurat (Pasca Senggama)
Sebenarnya kontrasepsi ini bukan merupakan alternatif untuk pencegahan kehamilan. Namun, dalam keadaan darurat metode kontrasepsi ini dapat digunakan, yaitu setelah berhubungan seks dan sebelum implantasi (menempelnya embrio pada dinding rahim).
Yang perlu dicermati, kontrasepsi darurat hanya dibolehkan bagi wanita yang tidak menggunakan jenis kontrasepsi apa pun dan yang melakukan sanggama pada pertengahan siklus haidnya.
Ada beberapa jenis kontrasepsi darurat:
Estrogen:
Sudah mulai ditinggalkan karena dosis yang digunakan cukup tinggi, sehingga menimbulkan banyak efek samping.
Estrogen-progesteron:
Diberikan dalam 24 jam atau paling lambat 48 jam pascasanggama. Dosisnya harus tinggi.
Gestagen:
Diberi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar